A.
Sejarah
Perkembangan Kesehatan Mental
Secara
etimologis, kata “mental” berasal dari kata latin, yaitu “mens” atau “mentis” artinya
roh, sukma, jiwa, atau nyawa. Di dalam bahasa Yunani, kesehatan terkandung
dalam kata hygiene, yang berarti ilmu kesehatan.
Sejarah
kesehatan mental tidaklah sejelas sejarah ilmu kedokteran. Ini terutama karna
masalah mental bukan merupakan masalah fisik yang dengan mudah dapat diamati
dan terlihat.
Ibrani dan
Israel
Bangsa kuno
Israel dibentuk oleh orang-orang dengan asal di Mesopotamia dan Mesir. Konsep
Allah yang tunggal, secara bertahap diartikulasikan dalam Yudaisme, menyebabkan
pandangan bahwa gangguan mental bukan masalah seperti yang lain, yang
disebabkan oleh salah satu dewa, tetapi lebih disebabkan oleh masalah dalam
hubungan antara individu dan Tuhan. Ayat-ayat dari Alkitab Ibrani / Perjanjian
Lama telah ditafsirkan sebagai gangguan menggambarkan suasana di tokoh-tokoh
seperti Ayub, Raja Saul dan dalam Mazmur Daud.
Mesir dan
Mesopotamia
catatan Limited
dalam dokumen Mesir kuno yang dikenal sebagai papirus Ebers muncul untuk
menggambarkan kondisi gangguan konsentrasi dan perhatian, dan gangguan emosi di
hati atau pikiran. Beberapa dari ini telah ditafsirkan dan menunjukkan apa yang
kemudian disebut histeria dan melankolis. perawatan somatik biasanya termasuk
menerapkan cairan tubuh saat membaca mantra magis. Halusinogen mungkin telah
digunakan sebagai bagian dari ritual penyembuhan. candi agama mungkin telah digunakan
sebagai terapi retret.
1.
Zaman Prasejarah
Manusia purba sering mengalami gangguan mental atau
fisik.
2.
Zaman peradaban awal
1. Phytagoras (orang yang pertama memberi penjelasan
alamiah terhadap penyakit mental)
2. Hypocrates (Ia berpendapat penyakit / gangguan otak
adalah penyebab penyakit mental)
3. Plato (gangguan mental sebagian gangguan moral,
gangguan fisik dan sebagiaan lagi dari dewa dewa)
3.
Zaman Renaissesus
Pada zaman ini di beberapa negara Eropa, para tokoh
keagamaan, ilmu kedokteran dan filsafat mulai menyangkal anggapan bahwa pasien
sakit mental tenggelam dalam dunia tahayul.
Pada tahun 1600
dan sebelumnya , orang yang mengalami gangguan mental dengan cara memanggil
kekuatan supranatural dan menjalani ritual penebusan dan penyucian. Pandangan
terhadap masyarakat ini menganggap bahwa orang yang mengalami gangguan mental
adalah karna mereka dimasuki oleh roh-roh yang ada disekitarnya.
Tahun 1692, di
Amerika orang yang bergangguan mental saat itu sering dianggap terkena shir
atau guna-guna. Ini merupakan penjelasan yang diterima secara umum sehingga
masyarakat takut dan membenci mereka yang dianggap memiliki kekuatan sihir.
Seorang dokter
Perancis, Philipe Pinel (1745-1826) di Perancis dan William Tuke dari Inggris
adalah salah satu contoh orang yang berjasa dalam mengatasi dan menanggulangi
orang-orang yang terkena penyakit mental. menggunakan filsafat polotik dan
sosial yang baru untuk memecahkan problem penyakit mental. Dia terpilih menjadi
kepala Rumah Sakit Bicetre di Paris. Di rumah sakit ini, pasiennya dirantai,
diikat ketembok dan tempat tidur. Para pasien yang telah di rantai selama 20
tahun atau lebih, dan mereka dianggap sangat berbahaya dibawa jalan-jalan di
sekitar rumah sakit. Akhirnya, diantara mereka banyak yang berhasil, mereka
tidak lagi menunjukkan kecenderungan untuk melukai atau merusak dirinya.
Masa-masa Pinel
dan Tuke ini selanjutnya dikenal dengan masa pra ilmiah karena hanya usaha dan
praksis yang mereka lakukan tanpa adanya teori-teori yang dikemukakan.
Masa selanjutnya
adalah masa ilmiah, dimana tidak hanya praksis (praktik, bidang kehidupan dan
kegiatan praktis manusia) yang dilakukan tetapi berbagai teori mengenai
kesehatan mental dikemukakan. Masa ini berkembang seiring dengan berkembangnya
ilmu pengetahuan alam di Eropa.
Era Pra Ilmiah
1. Kepercayaan
Animisme
Sejak zaman dulu
gangguan mental telah muncul dalam konsep primitif, yaitu kepercayaan terhadap
faham animisme bahwa dunia ini diawasi atau dikuasai oleh roh-roh atau
dewa-dewa. Orang Yunani kuno percaya bahwa orang mengalami gangguan mental,
karena dewa marah kepadanya dan membawa pergi jiwanya. Untuk menghindari
kemarahannya, maka mereka mengadakan perjamuan pesta (sesaji) dengan mantra dan
kurban.
2. Kepercayaan
Naturalisme
Suatu aliran
yang berpendapat bahwa gangguan mental dan fisik itu akibat dari alam.
Hipocrates (460-367) menolak pengaruh roh, dewa, setan atau hantu sebagai
penyebab sakit. Dia mengatakan, Jika anda memotong batok kepala, maka anda akan
menemukan otak yang basah, dan mencium bau amis. Tapi anda tidak akan melihat
roh, dewa, atau hantu yang melukai badan anda.
Era Modern/Masa
ilmiah
Tahun 1812,
Benjamin Rush (1745-1813) menjadi salah satu orang yang menangani masalah
penanganan secara mental. Antara tahun 1830-1860 di Inggris timbul orang-orang
yang menangani pasien sakit jiwa. Pada masa ini tumbuh penanganan dirumah sakit
jiwa.
Perubahan luar
biasa dalam sikap dan cara pengobatan gangguan mental terjadi pada saat
berkembangnya psikologi abnormal dan psikiatri di Amerika pada tahun 1783.
Ketika itu Benyamin Rush (1745-1813) menjadi anggota staf medis di rumah sakit
Pensylvania. Di rumah sakit ini ada 24 pasien yang dianggap sebagai lunatics
(orang gila atau sakit ingatan). Pada waktu itu sedikit sekali pengetahuan
tentang penyebab dan cara menyembuhkan penyakit tersebut. Akibatnya
pasien-pasien dikurung dalam ruang tertutup, dan mereka sekali-kali diguyur
dengan air.
Rush melakukan
suatu usaha yang sangat berguna untuk memahami orang-orang yang menderita
gangguan mental tersebut melalui penulisan artikel-artikel. Secara
berkesinambungan, Rush mengadakan pengobatan kepada pasien dengan memberikan
dorongan (motivasi) untuk mau bekerja, rekreasi, dan mencari kesenangan.
Pada tahun 1909,
gerakan mental Hygiene secara formal mulai muncul. Perkembangan gerakan mental
hygiene ini tidak lepas dari jasa Clifford Whitting Beers (1876-1943) bahkan
karena jasanya itu ia dinobatkan sebagai The Founder of the Mental Hygiene
Movement. Dia terkenal karena pengalamannya yang luas dalam bidang pencegahan
dan pengobatan gangguan mental dengan cara yang sangat manusiawi.
Secara hukum,
gerakan mental hygiene ini mendapat pengakuan pada tanggal 3 Juli 1946, yaitu
ketika presiden Amerika Serikat menandatangani The National Mental Health Act.,
yang berisi program jangka panjang yang diarahkan untuk meningkatkan kesehatan
mental seluruh warga masyarakat.
Pada tahun 1950,
organisasi mental hygiene terus bertambah, yaitu dengan berdirinya National
Association for Mental Health. Gerakan mental hygiene ini terus berkembang
sehingga pada tahun 1975 di Amerika terdapat lebih dari seribu perkumpulan
kesehatan mental. Di belahan dunia lainnya, gerakan ini dikembangkan melalui
The World Federation forMental Health dan The World Health Organization.
B.
Konsep
Sehat
Pengertian sehat
menurut WHO adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental dan sosial
tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. Ada beberapa pengertian sehat
lainnya yaitu diantaranya :
1. Sehat adalah
perwujudan individu yang diperoleh melalui kepuasan dalam berhubungan dengan
orang lain (aktualisasi). Perilaku yang sesuai dengan tujuan, perawatan diri
yang kompeten sedangkan penyesuaian diperlukan untuk mempertahankan stabilitas
dan integritas struktural. ( Menurut Pender, 1982 )
2. Sehat /
kesehatan adalah suatu keadaan sejahtera dari badan (jasmani), jiwa (rohani)
dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan
ekonomis.( Menurut UU N0. 23/1992 tentang kesehatan)
3. Sehat adalah
fungsi efektif dari sumber-sumber perawatan diri (self care Resouces) yang
menjamin tindakan untuk perawatan diri ( self care actions) secara adekuat. Self
care Resouces : mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap. Self care Actions
merupakan perilaku yang sesuai dengan tujuan diperlukan untuk memperoleh,
mempertahankan dan meningkatkan fungsi psikososial dan spiritual. (Menurut
Paune, 1983)
Konsep sehat
menurut Parkins (1938) adalah suatu keadaan seimbang yang dinamis antara bentuk
dan fungsi tubuh dan berbagai faktor yang berusaha mempengaruhinya. Dan menurut
White (1977), sehat adalah suatu keadaan di mana seseorang pada waktu diperiksa
tidak mempunyai keluhan ataupun tidak terdapat tanda-tanda suatu penyakit dan
kelainan.
KONSEP SEHAT
BERDASARKAN:
1.
Dimensi Emosi
Emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang
untuk mengekspresikan emosinya, misalnya takut, gembira, khawatir, sedih dan
sebagainya. Dan orang yang sehat secara emosional adalah seseorang yang dapat menjaga
atau mengontrol emosinya ketika dia sedang kesal.
2.
Dimensi Intelektual
Dikatakan sehat
secara intelektual yaitu jika seseorang memiliki kecerdasan dalam
kategori yang baik mampu melihat realitas. Memilki nalar yang baik dalam
memecahkan masalah atau mengambil keputusan.
3.
Dimensi Sosial
Sehat yang dimana orang tersebut memiliki jiwa social
yang baik. Dapat Nampak baik apabila seseorang mampu berhubungan dengan orang
lain atau kelompok lain secara baik, tanpa membedakan ras, suku, agama atau
kepercayan, status sosial, ekonomi, politik, dan sebagainya, serta saling
toleran dan menghargai.
4.
Dimensi Fisik
Sehat secara fisik yaitu sehat yang orang tersebut
tidak mengalami cacat atau sebagainya. Terwujud apabila sesorang tidak merasa
dan mengeluh sakit atau tidak adanya keluhan dan memang secara objektif tidak
tampak sakit. Semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak mengalami gangguan.
5.
Dimensi Spiritual